The
Right Man on The Right Place
Salah satu indikator ketercapaian tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan adalah peran aktif karyawan sebagai komponen sistem
perusahaan. Tujuan perusahaan akan tercapai ketika karyawan mampu untuk
mengembangkan keahlian dan kompetensinya serta menunjukkan sikap yang positif
oleh karena itu perusahaan membutuhkan karyawan yang berkualitas dan
berkuantitas.
Karyawan yang berkualitas dan berkuantitas
diperlukan oleh perusahaan agar produktivitas kerja karyawan dapat meningkat
yang akan berdampak terhadap perkembangan perusahaan. Kualitas dan kuantitas
karyawan akan terwujud apabila perusahaan mampu untuk mengelola karyawan secara
efektif dan efesien. Penempatan merupakan salah satu hal yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan sebab
ketika pihak perusahaan salah dalam memberikan posisi atau jabatan kepada
karyawan, maka akan berdampak pada ketidak efektifan dan keefesiensian karyawan
dalam menyelesaikan pekerjaan.
Karyawan harus ditempatkan pada suatu posisi yang
sesuai dengan keahlian dan keterampilannya agar dalam bekerja mereka mampu
untuk mengelola pengetahuan, skill dan keterampilannya dalam menyelesaikan
pekerjaan. Perusahaan memiliki target terhadap penyelesaian waktu kerja
karyawan oleh karena itu karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam mencapai target kerja bagian
HRD (Human Resourdh Development) dan
pimpinan perusahaan harus mampu untuk menempatkan karyawan pada posisi yang
tepat karena penempatan karyawan pada posisi yang tepat merupakan suatu hal
yang erat kaitannya dengan pencapaian produktivitas kerja karyawan dalam
memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan. Seperti halnya yang dikemukakan
oleh Mathis & Jackson (2006: 262), bahwa “Penempatan
adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat, seberapa
baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi jumlah dan
kualitas pekerjaan.”
Penempatan yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan perusahaan dan karyawan akan berdampak pada kepuasan
kerja karyawan dan perusahaan, sebab karyawan mampu untuk menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan keinginan perusahaan. Namun, ketika hanya keinginan dan
kebutuhan perusahaan yang ingin terpenuhi tanpa pihak perusahaan memenuhi
kebutuhan dan keinginan karyawan maka akan berpengaruh terhadap produktivitas
kerja karyawan. Sikap puas atau tidak puasnya karyawan dalam bekerja dapat
ditinjau dari adanya inisiatif dan perngembangan kerja yang dilakukan oleh
karyawan dalam bekerja. Hal ini dikarenakan, apabila karyawan merasa puas
dengan pekerjaan, maka mereka akan membuat suatu perubahan dan perbaikan untuk
lebih mengefktifkan dan mengefesiensikan pekerjaan.
Pada dasarnya karyawan akan menunjukkan
produktivitas kerja yang maksimal apabila mereka mendapatkan feedback dari pihak perusahaan terlepas
dari apakah feedback itu berupa reward atau punishmen. Dalam memberikan feedback
ini pihak perusahaan harus mampu untuk berlaku objektif kepada karyawan
sehingga karyawan merasa dihargai hasil kerjanya. Karyawan yang telah
menunjukkan produktivitas kerja yang maksimal dan sudah seharusnya mendapatkan
promosi kenaikan jabatan namun karena ketidak objektifan supervisor dalam
menilai akan berdampak pada ketidak puasan kerja karyawan dan akan terjadi
ketidaksesuaian penempatan ulang. Hal inilah yang menyebabkan produktivitas
kerja karyawan terkadang tidak maksimal karena ketidakmampuan pihak perushaan
dalam memilih orang yang tepat serta kondisi perusahaan yang tidak menunjang
secara optimal. Sedarmayanti (2009: 66), mengemukakan bahwa “untuk mencapai
produktivitas kerja maksimum, organisasi harus menjamin dipilihnya orang yang
tepat, dengan pekerjaan yang tepat disertai kondisi yang menungkinkan mereka
bekerja secara optimal.”
Refrensi:
Mathis, L.R dan
J.H Jackson. 2006.Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource Management).
Jakarta, Salemba Empat
Sedarmayanti. 2013. Manajemen
Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Bandung: Aditama